Read with BonusRead with Bonus

97 - Turbulensi Lembut

PIPPA

Tekanan.

Aku menggenggam erat.

“Tenang, Pippa. Kamu harus—”

“Aku akan. Tunggu sebentar.”

Ini adalah percobaan keempat kami. Xaver sabar dan baik, dalam perbuatan dan kata-kata. Hatiku terasa penuh di dadaku karena betapa baiknya dia.

Dan betapa salahnya aku padanya.

*Rahasia. Keboho...