Putri Sang Pejuang

Selama tiga tahun yang panjang, dia menunggu di rumah dengan penuh harapan, hanya untuk mendengar kabar tentang kepulangannya yang gemilang dan pernikahannya dengan wanita lain. Berusaha memperbaiki hubungan mereka, dia malah dihadapkan dengan tuduhan dingin bahwa dia hanyalah seorang pengatur, tidak peduli dengan tanggung jawab dan kehormatan yang lebih besar. Dengan tekad bulat, dia pergi, pedang di tangan, dan menaiki kuda perangnya. Sebagai putri seorang pahlawan, dia bertekad untuk menunjukkan kepada dunia bahwa seorang wanita juga bisa memikul beban warisan keluarganya dan bangkit sebagai seorang pejuang dan pemimpin sejati. Putri Sang Pejuang.