Bibi Pacarku

Lin Hao pertama kali bertemu Su Yuzhu, dia langsung terpesona.

Itu adalah pertama kalinya dia bertemu keluarga pacarnya, Xin Yue.

Lin Hao awalnya tidak sepenuhnya memahami latar belakang Xin Yue, hanya tahu bahwa orang tuanya meninggal dunia dalam kecelakaan saat dia masih kecil, dan dia dibesarkan oleh bibi dan paman kecilnya.

Sampai berdiri di depan pintu vila mewah itu, dia baru tahu bahwa paman pacarnya adalah seorang profesor universitas, dan bibi kecilnya ternyata adalah seorang pengusaha terkenal di Kota Binhai, ketua Yuzhu Group.

"Lin Hao!"

Xin Yue, mengenakan gaun putih, berlari menghampirinya. Usianya sekitar dua puluh tahun, rambut hitam panjang sebahu, tinggi sekitar satu meter enam puluh lima, tubuhnya ramping dan berlekuk, kulitnya putih dan halus. Dia manja memeluk lengan Lin Hao, tubuhnya menempel, memberikan sensasi lembut yang membuat Lin Hao sedikit gemetar.

"Kenapa tidak masuk? Bibi dan paman kecilku sudah menunggumu loh!"

Xin Yue menariknya masuk ke dalam vila. Seorang pria paruh baya berkacamata berusia empat puluhan datang menyambut, tersenyum pada Lin Hao, "Kamu pasti Lin Hao, ayo duduk!"

Lin Hao menebak bahwa dia adalah paman Xin Yue, segera menyapa, "Halo, Paman."

Xin Yue melirik sekeliling, "Bibi kecilku masih di ruang kerja ya? Belum selesai?"

Baru saja dia berbicara, seorang wanita turun dari lantai atas, Lin Hao langsung terpesona.

Wanita itu terlihat sangat terawat, meskipun berusia empat puluhan, tampak seperti berusia tiga puluhan. Dia mengenakan setelan jas dan celana panjang, tubuhnya lebih tinggi sedikit dari Xin Yue, kakinya panjang dan ramping, terlihat lebih lurus dengan celana panjang itu. Pinggangnya ramping, bagian atas mengenakan jas hitam kecil dengan kemeja putih di dalamnya, dadanya penuh, kancing kemeja terlihat ketat, tidak tahu seperti apa pemandangan di dalamnya.

Rambutnya diikat santai, memancarkan pesona wanita dewasa yang kuat. Mungkin karena posisinya yang tinggi dalam jangka waktu lama, meskipun sangat cantik, namun membuat orang tidak berani menatap langsung. Wajahnya yang anggun dan ekspresi serius memberikan kesan dingin dan menjauh.

Dia menatap Lin Hao sejenak, wajahnya sedikit melunak, "Sudah datang, duduklah."

Xin Yue saat itu juga seperti anak manis, tersenyum, "Bibi kecil, sudah selesai ya?"

"Hampir selesai." Dia duduk di sofa ruang tamu, Xin Yue duduk di sebelahnya dan mulai mengobrol dengan Su Yuzhu.

Lin Hao duduk dengan hati-hati di samping, tidak berani bergerak, sampai pamannya memanggil untuk makan, Su Yuzhu baru berdiri dan mengajak Lin Hao ke meja makan.

Su Yuzhu tidak memiliki anak, menganggap Xin Yue seperti anak kandungnya, jadi sangat memperhatikan urusan hidupnya. Paman dari orang tua hingga sekolah dan pekerjaan menginterogasi latar belakang Lin Hao, Lin Hao juga menjawab semuanya seperti sedang diinterogasi.

Su Yuzhu hanya mendengarkan sambil makan, tidak banyak bicara. Lin Hao sesekali mengangkat kepala melihat ekspresi Su Yuzhu, tetapi tanpa sadar terpesona oleh kecantikannya.

Setelah makan, Xin Yue dan pamannya pergi memotong buah, jadi Lin Hao disuruh menemani Su Yuzhu di ruang tamu.

Lin Hao duduk dengan gugup, menegakkan tubuhnya, dan melihat Su Yuzhu yang sedang fokus menonton berita di televisi.

Wajah sampingnya yang sempurna terangkat sedikit, kulitnya yang putih bersinar di bawah cahaya lampu, bulu matanya yang panjang bergetar ringan, bibir merahnya sedikit terbuka, menghembuskan napas perlahan.

Lebih ke bawah, dua kancing kerah kemeja Su Yuzhu sudah terbuka, dengan setiap tarikan napas, dadanya yang penuh ikut naik turun, setiap kali mengencang, kancing kemejanya terlihat sangat ketat, seolah-olah akan terlepas kapan saja, kontur bra hitamnya samar-samar terlihat.