Read with BonusRead with Bonus

Pergi?

Astrid POV

Kehadirannya begitu menyesakkan, berat seperti asap yang memenuhi paru-paruku, tapi suaranya—ya ampun, suaranya—hangat, membujuk, hampir lembut.

“Putriku,” katanya lagi, tatapannya tertuju padaku seolah aku satu-satunya jiwa yang ada. “Mengapa kau gemetar? Aku bukan musuhmu. Aku adalah d...