Read with BonusRead with Bonus

Bab 215

Cangkir teh itu dilempar dengan keras ke lantai, pecah seperti bunga es yang jatuh, suaranya tajam, diiringi dengan suara kutukan pemuda yang disertai batuk, semakin terdengar mencolok dan menyakitkan telinga, “Pergi! Aku tidak butuh kepura-puraan kalian!”

Tang Qian berhenti di luar pintu, ternyata...