Read with BonusRead with Bonus

Bab 1800

"Berani juga kamu."

Aku mengaguminya sejenak, lalu mengacungkan jempol ke arahnya.

Setelah itu, aku menendang lututnya dengan keras.

Krak!

Kaki kanannya patah.

Jeritan kesakitan yang menyayat hati menggema di seluruh ruangan, lama sekali, dan untuk mencegah dia pingsan karena kesakitan, aku terus me...