Read with BonusRead with Bonus

Bab 1

"Pak Liu, bisa datang ke kamar saya sebentar?"

Mendengar panggilan manja itu, Pak Liu segera meninggalkan kardus di tangannya dan melangkah lebar ke pintu sebelah, mengintip ke dalam.

Pemandangan di dalam kamar membuat darahnya mendidih. Di balik dinding kaca buram kamar mandi, tampak tubuh yang menggoda sedang meringkuk di lantai sambil terisak pelan.

Mata Pak Liu langsung terpaku. Usianya sudah lebih dari lima puluh tahun, dan dia menghidupi diri dengan mengumpulkan barang bekas di kompleks perumahan.

Wanita di depan matanya bernama Susi, usianya sekitar 20-an tahun, bekerja di bank. Biasanya dia mengenakan pakaian kerja yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah dan wajahnya secantik artis.

Setiap kali mengumpulkan barang bekas di rumah Susi, Pak Liu selalu diam-diam mengamatinya. Yang paling disukai Pak Liu adalah sepasang kaki panjang Susi yang sering dibalut stoking. Setiap kali melihatnya, air liurnya hampir menetes.

Pak Liu sudah lama ingin menelanjangi Susi, membuka lebar kakinya, dan melihat pemandangan di dalamnya!

"Pak Liu, sudah datang belum?" Suara Susi terdengar lagi, kali ini disertai rasa sakit.

Pak Liu buru-buru menjawab, "Iya, Pak ada di sini. Susi, kamu kenapa?"

"Pak Liu, saya tadi keseleo. Bisa tolong masuk dan bantu saya berdiri?" Permintaan Susi membuat Pak Liu sangat bersemangat.

Karena dari celah di bawah dinding kaca, dia bisa melihat tubuh Susi yang telanjang.

Artinya, jika dia masuk ke kamar mandi, dia pasti bisa melihat tubuh Susi yang mulus.

Dari pengamatannya, Susi pasti wanita yang terlihat polos di luar tapi nakal di dalam.

Hal ini bisa dilihat dari pakaian dalam seksi yang sering dijemur di balkon. Wanita yang memakai pakaian dalam renda setengah transparan seperti itu pasti tidak tahan kesepian.

Suara Pak Liu bergetar karena kegirangan, "Susi, Pak, Pak datang!"

"Tunggu sebentar, Pak Liu!" Susi menghentikannya, "Pak Liu, tolong ambilkan pakaian di atas ranjang dan handuk untuk saya!"

Mendengar Susi meminta pakaian, hati Pak Liu langsung dingin setengah.

Kesempatan bagus ini kalau terlewat, siapa tahu kapan ada lagi.

Tapi dia hanya seorang pemulung, sementara Susi bekerja di bank, perbedaan status mereka sangat besar. Dengan berat hati, dia berbalik menuju ranjang besar.

Saat melihat pakaian yang diminta Susi, hati Pak Liu kembali panas. Itu adalah bra dan celana dalam hitam yang hanya terdiri dari tali dan kain kecil.

Pak Liu segera mendekati ranjang dan meraihnya. Kain tipis itu terasa ringan di tangannya, dan dia bahkan menemukan beberapa helai rambut keriting di atasnya.

Mencium aroma yang familiar, Pak Liu semakin bersemangat. Dia curiga celana dalam ini sebelumnya dipakai oleh Susi.

Ini semakin menguatkan dugaannya bahwa Susi yang bersih dan cantik di luar, sebenarnya sangat membutuhkan di dalam.

Dengan rakus dia menghirup aroma yang datang dari kain itu, Pak Liu bahkan tidak bisa menahan diri untuk mendekatkan celana dalam itu ke hidungnya.

Aroma yang kuat membuatnya sedikit mabuk, dan perutnya mulai merasakan aliran hangat. Bagian bawahnya langsung bereaksi.

Khawatir tindakannya yang tidak sopan akan diketahui oleh Susi, Pak Liu segera mengambil beberapa napas cepat sebelum membawa handuk ke depan pintu kaca, "Susi, Pak sudah ambilkan pakaian untukmu!"

Di balik dinding kaca yang buram, Susi mencoba membuka pintu, tapi baru bergerak sedikit, rasa sakit di pergelangan kakinya membuatnya kembali jongkok.

Pak Liu merasa kasihan melihatnya. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Susi, bagaimana kalau Pak masuk dengan mata tertutup, memberikan pakaian, lalu keluar lagi?"

"Kalau begitu, terima kasih banyak, Pak Liu!"

Mendengar Susi setuju, Pak Liu dengan semangat membuka pintu kaca.

Saat uap air yang buram menghilang, matanya yang semula terpejam langsung terbuka lebar.

Previous ChapterNext Chapter