Read with BonusRead with Bonus

Bab 442

Melihat aku berbicara dengan penuh emosi dan wajah yang penuh dengan keluhan, Weni Rahayu menangis lagi.

“Hei, kamu nggak salah, kok nangis lagi,” aku menepuk pipinya dengan lembut dua kali: “Nggak tahu ya, nangis terus-terusan itu nggak bagus?”

“Gak apa-apa.” Weni Rahayu menyeka air matanya denga...