Read with BonusRead with Bonus

Bab 21

Perutku tiba-tiba terasa hangat. Saat aku menyentuh lengan Yani, kulitnya halus dan putih, terasa enak di tangan.

Namun, matanya menunjukkan sedikit rasa jijik. Di matanya, aku hanyalah seorang pria cacat yang tidak ada apa-apanya, mana mungkin aku punya hak untuk menyentuhnya.

“Baiklah! Ayo ke ruma...