Read with BonusRead with Bonus

Bab 944

“Wah, kamu anak yang pintar.”

Dia tertawa, sudut bibirnya sedikit terangkat, lengkungan yang pas itu membuatku tahu bahwa suasana hatinya sebenarnya tidak begitu buruk.

“Aku ini justru anak bodoh, selalu dipermainkan oleh kalian berdua. Kalau bukan karena kakek yang memberitahuku bahwa kamu adalah a...