Read with BonusRead with Bonus

Bab 471

“Betulkah?” Dia ketawa kecil, mata besarnya berputar-putar di badanku seketika: “Betapa rindunya?” “Sangat-sangat rindu.” Kataku sambil mencium bibirnya dengan penuh semangat.

Bibirnya masih lembut seperti biasa, nafasnya yang hangat membawa aroma manis wanita yang memabukkan aku. Sebentar kemudian...