




Bab 2
Tamparan itu membuat aku seketika tersadar, hampir lupa bahwa Lu Shiqi selalu dipuja sebagai bunga sekolah. Di matanya, aku hanyalah seorang pengecut, seorang yang tak berharga.
Aku mengangguk, "Baiklah, kalau begitu aku akan sebarkan cerita kamu menipu dalam ujian! Mari kita lihat apakah bunga sekolah ini masih bisa punya nama baik!!"
Lagipun, aku ada bukti dia menipu, kenapa harus takut?
Mendengar ini, Lu Shiqi langsung panik, "Kamu!! Kamu sebenarnya mau apa? Apa-apa pun kita bisa bicarakan baik-baik."
"Aku tahu kamu sudah tidur dengan banyak orang, biarkan aku sentuh sedikit... tidak ada masalah, kan?"
Wajah Lu Shiqi penuh dengan kemarahan, tapi dia tidak berani marah padaku.
Sebenarnya aku hanya ingin membalas dendam padanya. Biasanya dia selalu memandang rendah padaku, sering mengejekku di depan umum, perasaan terhina ini membuatku agak dendam pada Lu Shiqi.
Lu Shiqi memutar matanya yang besar, berpikir sejenak dan berkata, "Boleh tak kalau aku fikir dulu?"
"Boleh!!"
Aku hanya berkata begitu saja, tidak menyangka Lu Shiqi benar-benar ingin mempertimbangkannya!! Memang nasib baik!
"Bagaimana kamu ingin menyentuhku?"
Melihat dada Lu Shiqi yang menonjol, aku menelan air liur, pada saat kritikal ini aku malah merasa sedikit malu untuk bicara.
"Aku... ingin sentuh sedikit..."
Lu Shiqi sudah mengerti maksudku, dia berbisik perlahan, "Memang pengecut." Kemudian dia berjalan ke arahku, mengangkat dadanya, "Cepat sentuh. Sekarang tiada orang, cepat, jangan buang masa."
Sebelumnya aku hanya bisa melihat dari jauh ketika Lu Shiqi berpelukan dengan lelaki lain, kali ini aku benar-benar bisa menyentuhnya, sangat mengujakan!
Aku menjilat bibir keringku, mengulurkan tangan dan menyentuhnya sedikit, meskipun hanya melalui pakaian, namun membuat seluruh tubuhku panas, merasa tidak puas.
Lu Shiqi mengulurkan tangannya lagi, "Berikan, sudah selesai."
"Tidak!"
"Kamu!! Wu Hao, kamu ini lelaki atau bukan? Janji tak ditepati?"
"Kamu pernah anggap aku sebagai lelaki?"
Lu Shiqi bertanya dengan tidak sabar, "Apa lagi yang kamu mau? Katakan semuanya sekali."
"Aku ingin... bersama kamu sekali." Setelah mengatakan ini, aku secara tidak sadar menundukkan kepala, merasa sangat malu.
Lu Shiqi langsung marah, baru saja hendak berteriak, aku segera menggoyangkan kertas contekan di tanganku.
Melihat kertas contekan itu, Lu Shiqi kembali panik, "Biarkan aku fikir dulu."
"Baik! Baik!"
Dengan perasaan gembira, aku kembali ke kelas, Lu Shiqi mengikut di belakang. Baru saja kembali ke kelas, dua pelajar nakal yang suka pada Lu Shiqi datang menghampiriku, mereka mengertak memintaku keluar, maksudnya jelas, aku baru saja menggoda dewi mereka, mereka ingin memberiku satu pelajaran.
Seluruh kelas menunggu untuk melihat aku dipermalukan, menunggu drama terjadi.
Lu Shiqi berdiri dan berkata, "Sudahlah, sudahlah, jangan ganggu dia."
Ini mungkin pertama kali seseorang berdiri membelaku, dan itu adalah bunga sekolah Lu Shiqi, kedua pelajar nakal itu juga terkejut.
Banyak lelaki memandangku dengan iri hati, cemburu, dan kebencian, aku merasa sangat bangga, tidak menyangka bisa mendapatkan kertas contekan Lu Shiqi, ini bagus, aku akan punya masa depan yang baik.
Malam itu kembali ke asrama, berbaring di tempat tidur dengan perasaan bangga, tidak menyangka bisa berhubungan dengan Lu Shiqi, memang nasib baik. Membayangkan Lu Shiqi berjalan di kampus dengan memakai stoking, hatiku sedikit berdebar.
Keesokan harinya, di sekolah, Lu Shiqi tidak banyak bercakap denganku, beberapa kali aku ingin bertanya bagaimana pertimbangannya, tetapi tidak berani, merasa sedikit tidak tahu malu, bagaimana bisa aku mengajukan permintaan seperti itu?
Tapi memikirkan sikap Lu Shiqi padaku, rasanya tidak ada masalah, lagipun dia juga suka berpelukan dengan lelaki lain, bersama denganku sekali pun tidak masalah, kan?
Waktu makan tengah hari di kantin, aku duduk sendirian di sudut, tiba-tiba seorang pelajar nakal dari kelas datang menghampiriku, namanya Li Wei, dia adalah salah satu pelajar nakal yang cukup berpengaruh di kelas kami, dia juga ada perasaan pada Lu Shiqi.
Li Wei datang dan memanggil, "Wu Hao!"
Aku terkejut hingga hampir menjatuhkan sumpit, mengira dia datang untuk mencari masalah.
"Wu Hao, kamu memang beruntung ya? Lu Shiqi mencari kamu."