Read with BonusRead with Bonus

24.3

Aku mendesis padanya agar diam.

"Tunggu, tunggu. Kamu bilang si-apa-namanya, pacar kuliahmu – Stefan? Andreas?"

"Stewart," kataku datar.

"Oh, Tuhan. Stewart." Dia mengerutkan hidung. "Kamu bilang Stewart lebih hebat dari dua pria kekar yang sedang kamu kencani sekarang?"

Aku menatapnya dengan kosong...