Read with BonusRead with Bonus

152

Aku yang pertama masuk, menarik napas dalam-dalam. Aroma parfumnya masih tercium di udara, harum yang lembut namun eksotis menguar ke hidungku. Aku bisa menenggelamkan wajahku di lehernya selama berjam-jam, menikmati kedekatan itu dan tidak ada yang lain.

“Kalau dia pergi, berarti komputernya nggak...