Read with BonusRead with Bonus

LIMA PULUH SATU | AMBIVALEN

"Wisty, sayang, gimana perasaanmu?" tanya Ibu begitu aku masuk ke dapur pagi itu. Aku memberinya senyuman kecil.

"Aku baik-baik saja," jawabku jujur. Otot-ototku pegal seperti habis lari maraton, tapi itu lebih baik daripada mereka berkedut dan terbakar di tulangku. Mataku melirik ke bayanganku yan...