Read with BonusRead with Bonus

Bab 247

Napas terasa berat. Aku benci cara dia memandangku.

Aku menusukkan jariku ke dadanya. “Jangan berani-beraninya, Ansel. Aku tidak hancur. Penyiksaan yang aku alami tidak mendefinisikan diriku. Apa yang aku lakukan itu karena cinta dan kalau kamu berani merasa kasihan padaku walau hanya sedetik, ini...